Beranda | Artikel
Jangan Merasa Berjasa dalam Ibadah
Rabu, 27 November 2024

Jangan Merasa Berjasa dalam Ibadah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Washaya wa Taujihat Fi Fiqhi at-Ta’abbud Li Rabbi al-Bariyyat. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 24 Jumadil Awal 1446 H / 26 November 2024 M.

Kajian Tentang Jangan Merasa Berjasa dalam Ibadah

Pada sesi kelima dari kajian ini, kita akan membahas dua poin renungan, yaitu renungan kelima dan keenam, yang keduanya masih terkait dengan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun renungan kelima, penulis menjelaskan bahwa kita sebagai hamba Allah hendaknya memahami bahwa tidaklah kita mampu beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali karena jasa dan anugerah-Nya yang besar. Taufik dan jasa dari Allah ini adalah nikmat yang sangat besar.

Ketika kita melaksanakan suatu ibadah, seperti shalat atau puasa, sejatinya Allah-lah yang memberikan petunjuk, membimbing hati kita, sehingga kita mau bergerak menjalankan ibadah tersebut.

Setelah kita melakukan ibadah, seperti shalat, puasa, sedekah, atau ibadah lainnya, Allah juga memberikan rezeki berupa niat yang baik dan ikhlas. Tanpa niat yang baik dan ikhlas, ibadah akan sia-sia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita taufik untuk menjaga niat tersebut dari awal hingga akhir, sehingga ibadah yang kita lakukan tidak hanya menghasilkan kelelahan, tetapi juga pahala yang besar di sisi-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga yang telah membebaskan dari penyakit dan kesibukan-kesibukan yang bisa saja menghalangi kita untuk menjalankan ibadah tersebut. Jadi kalau bukan karena pilihan, taufik dan perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka bisa jadi kita sakit sehingga tidak bisa menjalankan shalat. Atau kita sibuk sehingga tidak sempat menjalankan haji dan umrah? Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong dan melindungi kita dari penyakit dan kesibukan itu, sehingga bisa menjalankan ibadah.

Meskipun sakit atau kesibukan bisa menjadi udzur yang sah, tapi orang yang mampu menjalankan ibadah karena terlindungi dari sakit dan kesibukan tentu lebih baik. Mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang mendapatkan keberuntungan lebih besar dari sisi pandangan ini.

Selain itu, saat kita menjalankan ibadah dengan baik, Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari godaan dan bisikan setan yang bisa memalingkan hati kita dari ibadah. Namun, jika kita mampu melawan godaan itu dan tetap menjalankan ibadah, setan akan mencoba cara lain, seperti membisikkan niat riya, yang dapat merusak amal.

Apabila kita selamat dari godaan riya, setan bisa menggoda dengan mengingatkan kesibukan dunia, seperti pekerjaan, pasar, atau ladang, sehingga kita tidak bisa menjalankan ibadah dengan khusyuk. Dalam situasi seperti ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang melindungi kita dari bisikan-bisikan tersebut, sehingga ibadah yang kita lakukan tetap terjaga kualitas dan pahalanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga yang telah menolong badan kita agar mampu menjalankan ibadah-ibadah yang memerlukan kekuatan tubuh, seperti shalat, puasa, haji, dan umrah. Semua ibadah ini membutuhkan tubuh yang sehat dan kuat. Jika kita bisa melaksanakannya dengan baik, itu adalah pertolongan dari Allah yang telah memberikan kesabaran dan kekuatan kepada tubuh kita.

Memang ibadah-ibadah dalam Islam didesain menjadi ibadah yang ringan dan mampu dilakukan oleh umatnya, tetapi tetap ada unsur beban (kulfah) di dalamnya. Sebagaimana dijelaskan para ulama, setiap ibadah mengandung ujian, baik bagi hati maupun badan. Beban ini adalah bagian dari syariat sebagai ujian keimanan.

Ketika kita berhasil menjalankan ibadah, Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang memberikan kekuatan, semangat, dan kemampuan untuk menyelesaikannya. Hal ini menunjukkan bahwa semua kebaikan dalam ibadah, termasuk kesempurnaan pelaksanaannya, adalah berkat anugerah dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jangan Merasa Berjasa dalam Ibadah

Pada poin ini, penulis mengajak kita untuk merenung dan mengingat bahwa tidak ada ibadah yang mampu kita jalankan kecuali karena jasa dan anugerah besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan pernah merasa berjasa saat menjalankan suatu ibadah. Sebaliknya, ingatlah bahwa keberhasilan kita melaksanakan ibadah adalah karena pertolongan Allah.

Kita ini sangat lemah. Bahkan ketika kita telah menyelesaikan 80% atau 90% dari suatu ibadah, misalnya puasa, tidak ada jaminan kita bisa menyelesaikannya. Bisa saja di 10% atau 20% terakhir, kita tiba-tiba lemas dan tidak mampu melanjutkannya. Selemah itu diri kita, dan sebesar itu pula jasa Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. لَا حَوۡلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah).

Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa dalam setiap ibadah ada jasa dan anugerah dari Allah yang tidak boleh kita lupakan.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا ۖ قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ ۖ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

“Mereka (orang-orang munafik) merasa telah berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah (Muhammad), ‘Janganlah kalian merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu. Tapi ingatlah bahwa Allah-lah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang-orang yang jujur (dalam perkataan).`” (QS. Al-Hujurat [49]: 17)

Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang munafik yang merasa berjasa kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena mereka telah masuk Islam. Mereka sering mengungkit-ungkit jasa dan kebaikan mereka terhadap Islam dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sikap ini diingkari oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui turunnya ayat ini.

Dari ayat ini, kita diajarkan bahwa semua nikmat, termasuk hidayah untuk beriman dan beribadah, berasal dari Allah. Jangan pernah merasa berjasa atas amal yang kita lakukan, melainkan syukurilah nikmat-Nya yang memungkinkan kita untuk beribadah. Semua ini adalah karunia dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Mengapa Kita Mendapatkan Hidayah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54745-jangan-merasa-berjasa-dalam-ibadah/